Herbal Holistik Murah Hati: IMMUNOMODULATOR : MENINGKATKAN SISTEM IMUN

Selasa, 15 Mei 2012

IMMUNOMODULATOR : MENINGKATKAN SISTEM IMUN

Meniran (Phyllantus niruri)
Meniran, mungkin masyarakat pada umumnya telah mengetahui bagaimana wujud dari tanaman ini. Meniran (Phyllantus niruri) memang tumbuhan semak yang mudah tumbuh di daerah tropis seperti Indonesia. Tumbuhan ini banyak tumbuh di hutan, kebun, ladang dan halaman rumah. Tumbuhan ini biasa dianggap rumput liar, padahal tumbuhan meniran dapat dimanfaatkan sebagai obat herbal tradisional.
Hampir semua bagian tanaman meniran berkhasiat obat. Banyak literatur yang menunjukkan bahwa secara turun temurun meniran dipercaya dapat menyembuhkan penyakit-penyakit yang terkait dengan saluran empedu dan berkhasiat menurunkan jumlah virus hepatitis B yang ditemukan dalam darah.
Penelitian terbaru menyebutkan bahwa meniran memiliki aktivitas imunomodulator. Imunomodulator berperan membuat sistem imun lebih aktif dalam menjalankan fungsinya, menguatkan sistem imun tubuh (imunostimulator) atau menekan reaksi sistem imun yang berlebihan (imunosuppressan). Dengan demikian, kekebalan atau daya tahan tubuh kita selalu optimal sehingga tetap sehat ketika diserang virus,bakteri, dan mikroba lainnya.
Kandungan kimia yang bermanfaat dari meniran adalah flavonoid. Pada tanaman lainnya kandungan flavonoid sebenarnya juga ada, bedanya pada meniran aktivitas peningkatan sistem imunnya ternyata lebih baik.
Sebagai imunomodulator, meniran tidak semata-mata berefek meningkatkan sistem imun, namun juga menekan sistem imun apabila aktivitasnya berlebihan. Jika aktivitas sistem imun berkurang, maka kandungan flavonoid dalam meniran akan mengirimkan sinyal intraseluler pada reseptor sel untuk meningkatkan aktivitasnya. Sebaliknya jika sistem imun kerjanya berlebihan, maka meniran berkhasiat dalam mengurangi kerja sistem imun tersebut. Jadi, meniran berfungsi sebagai penyeimbang sistem imun.

Ekstrak Meniran Atasi DBD
Tumbuhan ini memiliki kandungan yang bisa meningkatkan trombosit darah, sehingga cocok menjadi obat alternatif bagi penderita Demam Berdarah Dengue (DBD).
Adalah lima mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya yang melakukan penelitian terkait kandungan Meniran itu.
Lima peneliti muda ITS itu adalah M. Burhan Rosyidi, Idya Rachmawati, Tyas Wulan Sari, Angga Premana dan M Herman Eko.
Mereka memiliki ide membuat ekstrak Meniran menjadi sirup yang bisa dikonsumsi untuk penderita DBD.
Ide penelitian itu pun diajukan ke Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti) Depdiknas RI lewat Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) setahun silam dan akhirnya didanai.
Untuk mengawali penelitian, Idya dan keempat rekannya mengumpulkan Meniran. “Kami cukup mengumpulkan Meniran yang ada di sekitar kampus saja,” ucapnya.
Menurut mahasiswa Biologi ITS itu, ide pemanfaatan Meniran itu tak terlepas dari mudahnya tanaman itu ditemukan, termasuk di kampus.
“Meniran itu tumbuh liar dan hampir ada di setiap pinggir jalan, bahkan di ladang yang kering juga bisa ditemui,” paparnya.

Ekstraksi-destilasi
Dari studi literatur, mereka mengetahui bila tanaman yang mengandung “flavonoid” itu berkhasiat meningkatkan trombosit darah.
“Flavonoid itu mampu meningkatkan zat antibodi yang berguna dalam pembentukan trombosit darah, zat itu pula yang terkandung dalam jambu biji,” kata peneliti muda lainnya, Burhan.
Dalam penelitian itu, mereka mencoba mengekstraksi Meniran untuk memperoleh flavonoid, lalu membuat formulasi dan mengujinya pada sampel uji yang sudah diinfeksi virus DBD.
Untuk melakukan ekstraksi, Laboratorium Kimia Organik menjadi sasaran kelima mahasiswa itu, guna mendapatkan kandungan flavonoid murni.
Proses itu ternyata tidak mudah. “Kami kadang harus mendestilasi Meniran hingga larut, kemudian ada beberapa proses lagi seperti kromatografi kolom untuk pembuktian akhir adanya flavonoid,” kilahnya.
Mahasiswa asal Gresik itu menuturkan pekerjaan selanjutnya adalah melihat hasil peningkatan trombosit pada hewan uji (tikus besar) yang telah disuntik flavonoid.
“Untuk melihat apakah trombosit tersebut meningkat, maka sumsum tulang belakang dari tikus besar itu dibedah. Dari kepingan sumsum tulang belakang itu bisa diketahui berapa jumlah trombosit dengan penambahan Nacl terlebih dahulu,” katanya.
Setelah itu, tim peneliti muda itu melakukan perbandingan dan diketahui bila jumlah trombosit hewan yang diuji dengan ekstrak Meniran mengalami kenaikan lebih besar dibandingkan dengan yang tidak.
“Penelitian tidak berhenti, karena kami masih memerlukan ekstrak murni flavonoid Meniran untuk dibuat menjadi sirup, sehingga perlu ditambahkan beberapa zat lagi,” katanya.
Kelima peneliti muda dari ITS itu berharap Meniran nantinya bisa dimanfaatkan sebagai obat bagi manusia melalui formulasi dosis lebih lanjut yang layak untuk konsumsi manusia, tapi konsumsi secara langsung untuk lalapan juga tak apa. (source : kesehatan.kompas.com)

Mengobati Penyakit TB
Tanaman tradisional meniran (Phyllanthus nururi) ternyata bisa dipakai mengobati penyakit tuberkulosis (Tb), bahkan bisa dikembangkan menjadi pengobatan terkini dalam pemberantasan Tb.
Khasiat meniran tersebut sudah diuji lewat sebuah studi yang dilakukan dr Zulkifli Amin. Penelitian itu pula yang membawanya meraih gelar doktor dalam ilmu penyakit dalam di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, beberapa waktu lalu.
Dalam disertasinya berjudul Peran Penambahan Imunomodulator Ekstrak Phyllanthus pada OAT (obat anti-tuberkulosis) Standar Terhadap Konversi BTA (basil tahan asam) Tuberkulosis Paru Pasca Primer, Zulkifli mengatakan, penambahan ekstrak meniran pada obat anti-Tb untuk pasien tuberkulosis paru pascaprimer dapat mendorong terjadinya perubahan pada BTA tiga kali lebih besar.
”Campuran obat anti-Tb dan ekstrak meniran itu aman dikonsumsi,” kata Zulkifli di hadapan tim penguji yang dipimpin Prof dr Agus Firmansyah, Guru Besar Tetap Ilmu Kesehatan Anak dengan tujuh anggota lainnya.
Didampingi promotornya, Prof dr A Dinajani Mahdi dan ko-promotor Prof dr RHH Nelwan serta dr Armen Muchtar SpFK, Zulkifli mengatakan, ekstrak meniran –atau di Sumatra disebut tanaman si dukung anak– selama ini dikenal sebagai obat infeksi virus hepatitis B dan woodchuck hepatitis virus.
”Ekstrak meniran ini bersifat imunostimulan. Berdasarkan penelitian pemberian ekstrak ini secara oral dapat mempengaruhi fungsi dan aktivitas komponen sistem imun, di antaranya dalam produksi IFN-y (Interferon-gamma) dan TNF alpha (Tumor necrosis factor-alfa),” jelas konsultan paru di RSUPN Cipto Mangunkusumo ini.
Peran sitokin (zat kimia yang dapat membunuh sel) IFN-y dan TNF-alpha, lanjutnya, telah dibuktikan para peneliti berefek langsung terhadap penyembuhan pasien Tb paru. Para dokter pun tahu bahwa IFN-y dan TNF-alpha bermanifestasi terhadap konversi BTA di dalam sputum (dahak).
Zulkifli menjelaskan, obat-obat anti-Tb saja tidak dapat mengeradikasi kuman mikrobakterium tanpa bantuan sistem imun yang efektif. Infeksi Tb pun memperlihatkan perjalanan penyakit, gejala klinik dan dampak yang berbeda-beda pada masing-masing penderita.
”Keadaan ini dikarenakan adanya perbedaan respons imun pejamu (host) dan perbedaan virulensi kuman. Mekanisme virulensi kuman bisa tetap bertahan di dalam tubuh meskipun diobati karena basil bakteri Tb mampu mempertahankan diri terhadap mekanisme respons imun.”
lebih lanjut, Ketua Divisi Pulmonologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo ini memaparkan, dari tahun ke tahun para dokter telah mencoba memberikan obat terkini sebagai imunomodulator untuk membunuh basil Tb agar hasilnya maksimal. Banyak pula dikembangkan imunomodulator dari bahan alami atau tumbuh-tumbuhan.
”Tujuan pemberian imunomodulator untuk meningkatkan fungsi dan aktivitas komponen sistem imun penderita terutama ke arah penyembuhan. Jadi sebaiknya untuk hasil maksimal pengobatan Tb diberikan dalam dua aspek.”
Pertama, lanjutnya, aspek kemoterapi dengan obat-obat standar yang biasa digunakan. Sedangkan aspek imunoterapi menggunakan obat-obatan imunostimulan untuk mencapai efektivitas pengobatan yang optimal. Penelitian dilakukan sejak 2001-2004 terhadap pasien-pasien Tb berusia 15-55 tahun dan belum pernah berobat sama sekali.
Dari hasil penelitian Zulkifli, para pasien Tb paru diberi kapsul meniran dan obat anti-Tb secara bersamaan. Dalam waktu dua bulan pemberian obat kombinasi ini mampu memperbaiki respons imun seluler, juga adanya perbaikan konversi BTA dan indikator lainnya pada penderita Tb paru.
Sedangkan efek samping dari EPN dibandingkan OAT tidak berbeda secara signifikan. ”Dengan kata lain pemberian EPN dikombinasikan dengan OAT standar cukup aman. Dan pengobatan ini dalam jangka panjang bisa mencegah kekambuhan.”

Artikel Lainnya:



Media Indonesia (sehatherbal.blogspot.com), (thenewpiogama.wordpress.com)

4 komentar:

  1. boleh saya minta desertasinya tidak?. untuk keperluan skripsi.
    ini email saya iky.pharmacy@gmail.com. terima kasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. maaf pak baru balas, baru cek. mungkin skripsinya sudah selesai ya pak. terima kasih sudah berkunjung

      Hapus
  2. Salah satu merk produk komersial yang membantu perbaikan sistem imun adalah Stimuno untuk balita/anak dan forte untuk dewasa. Sebagai imunomudulator, stimuno memiliki Kontraindikasi, yakni stimuno jangan (tidak boleh) diminum oleh wanita hamil, ibu menyusui, pasien dengan hipersensitivitas terhadap tanaman meniran (Phyllanthus niruri) dan pasien yang menderita penyakit autoimun.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya pak, produk tsb mengandung meniran

      Hapus