Herbal Holistik Murah Hati: DAUN SIRSAK BEKERJA SEPERTI ADRIAMYCIN

Rabu, 16 Mei 2012

DAUN SIRSAK BEKERJA SEPERTI ADRIAMYCIN

Buah dan Daun Sirsak
Senyawa acetogenesis pada daun sirsak memiliki cara kerja serupa dengan salah satu obat kemoterapi.
Obat kemoterapi itu adalah adriamycin. Menurut Dr Aru Wisaksono Sudoyo SpPD KHOM FACP FINASIM, ahli hematologi-onkologi di Jakarta, adriamycin memang salah satu obat kemoterapi kanker. Seperti dikutip dalam www.news-medical.net dan The Gale Encyclopedia of Cancer 2nd, adriamycin popular lantaran efektif mengobati leukemia dan aneka kanker seperti paru-paru, payudara dan tiroid.
Adriamycin (nama dagang) mengandung senyawa antikanker doxorubicin. Senyawa itu mampu mengganggu aktivitas pembelahan DNA pada sel kanker. Sehingga sel kanker sulit untuk tumbuh dan berkembang. Singkat kata tugas adriamycin yang diberikan lewat penyuntikan atau infuse itu adalah membunuh sel kanker.

Acetogenesis
Senyawa acetogenesis pada daun sirsak Annona muricata bekerja mirip adriamycin itu. Acetogenesis mmapu menghambat produksi energy ATP di dalam sel kanker. Efeknya pembelahan sel kanker terganggu. Sejuah ini belum terdapat riset yang menjelaskan seberapa besar kemampuan senyawaacetogenesis daun sirsak dalam menumpas sel kanker dibandingkan adriamycin.
Perbandingan dengan adriamycin justru terkuak pada biji sirsak. Riset Riester MJ, Fang XP, Zeng L, dan McLaughin JL dalam Journal of Natural Product pada februari 1996, mengungkapkan cis-annonacin, salah satu senyawa dari lima senyawa aktif di biji cis-annonacin-10-one, cis-goniothalamicin, arianacin, dan javoricin-memiliki kemampuan untuk mengatasi sel tumor. Senyawa itu juga bersifatsitotoksik selektif terhdap kanker usus besar.
Sejatinya tes BSL merupakan uji awal untuk mendata jenis-jenis bahan aktif dari ekstrak tanaman. Tes itu dipakai karena mudah, murah, dan hanya perlu sedikit bhan uji. Bila bahan aktif sudah diperoleh pengujian bahan-bahan itu dilakukan lebih spesifik lewat serangkaian tes lanjutan lainnya.
Tes BSL yang memakai larva udang Artemia salina sebagai bahan uji tidak bias menjadi pedoman untuk memukul rata kemampuan senyawa aktif. Naka dari itu, Rieser MJ dan kawan-kawan hanya menyebutkan nilai potensi 10ribu kalilebih besar dari adriamycin. Masih perlu tes-tes lain untuk menguji senyawa aktif itu. Contoh dari 10ribu senyawa aktif, nantinya hanya 1-2 senyawa yang bias dipakai menjadi obat bagi manusia, menurut Prof Dr Amri Bakhtiar DESS Apt, ahli farmasi dari Universitas Andalas di Padang, Sumatera Barat.

Doxorubicin
Kerabat sirsak, srikaya Annona squamosa dilaporkan memiliki kemampuan di atas adriamycin. Hasil riset D Craig Hopp dan rekan-rekan dari School of Pharmacy & Pharmacal Science Universitas Purdue di Indiana, Amerika Serikat, menyebutkan kulit kayu srikya memiliki kemampuan menumpas kanker 10-100 kali lebih kuat daripada adriamycin.
Saying riset tersebut tidak menyebutkan efek samping dari dosis sebesar itu. Padahal pemakaian adriamycin, misalnya berefek samping antara lain rambut rontok, kehilangan 8-10% berat badan, hingga anjloknya kadar sel darh putih atau leukosit yang merupakan antibody tubuh. “Adriamycin juga dapat menyebabkan gangguan jantung, ginjal, dn hati,” Kata Dr Andika Rachman SpPD dari Divisi Hematologi-Onkologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) di Jakrta Pusat.
Oleh karena itu pemakaian adiramycin perlu kontrol ketat dokter. Harap mafhum, setiap jenis kanker memiliki dosis penanganan berbeda. Dossis bergantung riwayat penyakit pasien. Kanker getah bening misalnya, perlu dosis doxorubicin 50mg per luas permukaan tubuh.
Menurut Aru W Sudoyo, peran daun sirsak sesungguhnya sebagai komplmenter saja. Artinya menambah sesuatu pengobatan yang dapat membantu penyembuhan. Jadi penderita kanker tetap perlu menjalani pengobatan kemoterapi dan juga mengonsumsi obat kanker yang diberikan dokter. Bentuk sinergi pengobatan itu diharapkan benar-benar menumpas sel kanker di tubuh

Semoga bermanfaat, kesembuhan datangnya dari Allah, sedangkan daun sirsak dan adriamycin adalah salah satu usaha pengobatannya.
(Trubus April 2011/ XLII, dengan sedikit perubahan)


Artikel Lainnya:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar