Herbal Holistik Murah Hati: FASE-FASE PERTUMBUHAN TANAMAN JAHE

Selasa, 01 September 2015

FASE-FASE PERTUMBUHAN TANAMAN JAHE

Tanaman jahe (Zingeber officinalis) memiliki fase-fase pertumbuhan dari mulai pembibitan hingga panen. Fase-fase ini berdasarkan literatur dari China yang memiliki fase panen yang lebih pendek daripada fase pertumbuhan jahe di Indonesia. Fase-fase pertumbuhan itu adalah:
S = seedling stage atau fase pembibitan, fase ini dimulai dari 1 sampai dengan 90 hari setelah taman ;
T = three branches stage atau fase percabangan tiga, fase ini dimulai dari 90 sampai 110 HST;
V = vigorous growth stage atau fase pertumbuhan cepat, fase ini dimulai dari 110 sampai 130 HST;
E = rhizome expansion stage atau fase perkembangan rimpang, fase ini dimulai dari 130 sampai 160 hari; dan
H = harvest stage fase panen, yaitu 160 HST.
Setiap fase pertumbuhan jahe membutuhkan hara atau nutrisi atau pupuk yang berbeda-beda.


Fase Pertumbuhan Jahe (Isroi.com)


FASE PERTUNASAN
Fase pertunasan dimulai ketika tunas tidur mulai ‘bangun dari tidurnya’ samnpai mulai terbuka daun yang pertama. Para penjual bibit jahe sudah terbiasa dengan fase ini. Rimpang jahe segar tidak bisa langsung ditanam dan bisa bertunas sendiri, tetapi rimpang jahe tua perlu ‘ditidurkan’ dulu alias didormankan. Kalau tidak ditidurkan dulu pertumbuhan tunas tidak bisa maksimal. Rimpang yang digunakan sebagai tunas juga mesti rimpang tua yang umurnya >8 – 10 bulan.
Hati-hati dengan penjual bibit nakal yang menggunakan rimpang konsumsi/rimpang muda untuk bibit jahe. Hanya karena ingin dapat harga jual yang lebih mahal, rimpang muda dipaksakan jadi bibit jahe. Jelas tidak akan bisa maksimal pertumbuhan tunasnya.
Pada fase dorman alias tidur ini, tunas akan ‘bersemedi’ dan bersiap-siap untuk menjelma menjadi tanaman jahe. Untuk merangsang pertumbuhan jahe beberapa penelitian sudah dilakukan dengan menggunakan hormon organik atau zpt. Aplikasi hormon bisa mempercepat proses pertunasan, meningkatkan jumlah dan kualitas tunas jahe. ZPT diaplikasikan pada saat awal pemeraman dengan konsentrasi tinggi. Temperatur dan pH pemeraman juga berpengaruh terhadap kualitas tunas jahe.
Jadi fase ini biasanya ada di penjual benih jahe. Petani tidak melewati fase ini. Tapi, kalau ada petani yang membeli rimpang tua, sebaiknya melakukan tahapan ini dulu, rimpang tua jangan langsung di tanam, tetapi didormankan dan dikecambahkan terlebih dahulu.
Lama fase pertunasan atau perkecambahan tunas kurang lebih 50 hari. Ini termasuk pemeraman yang mencapai waktu kurang lebih satu bulan. Kebutuhan nutrisi kecambah jahe lebih banyak dipenuhi dari simpanan makanan yang ada dirimpang jahe tua.

FASE BIBIT
Fase bibit diawali dari mulai pembukaan daun pertama hingga terbentuk dua anakan baru. Fase ini juga sering disebut dengan fase garpu tiga lapis (the three-ply forks), atau kalau diliteraturnya Lujiu et al. 2010 disebut dengan fase percabangan tiga (three branches stage). Fase ini selama 60-70 hari setelah penanaman, kalau di literatur Lijiu disebutkan 90 – 110 hari setelah penanaman.
Fase awal bibit kebutuhan makanan dipenuhi dari rimpang dan kemudian dipenuhi dari hasil foto sintesis anakan yang baru muncul tersebut. Akar-akan akan segera tumbuh dengan cepat. Penelitian menyebutkan bahwa pertumbuhan akar mencapai 1-1.5 cm per hari. Sampai akhir masa bibit, bobot kering akarnya mencapai 66.8% dari keseluruhan bobot tanaman. Jadi jangan heran, kalau sampai umur tiga bulan yang tumbuh lebih banyak akarnya daripada daunya. Dan jangan bingung juga kalau sampai umur 3 bulan rimpangnya masih kecil-kecil. Itu normal kok.
Pada fase ini kebutuhan nutrisi jahe masih belum begitu besar. Ini ditunjukkan dari serapan hara sampai fase bibit.

FASE PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Ini adalah fase pertumbuhan yang paling krusial dan sangat penting. Pada fase ini terjadi perutumbuhan yang sangat cepat. Tunas dan anakan baru muncul, rimpang jahe mulai membentuk percabangan baru. Tanaman jahe pada fase ini sangat perlu banyak asupan makanan. Tidak hanya perlu banyak, tetapi perlu dalam jumlah yang cukup dan dosis yang seimbang. Artinya pupuk yang diberikan harus bener-bener pas. Masalah nutrisi tanaman ini akan saya bahas di tulisan yang lain. Mungkin ini juga menjawab pertanyaan kenapa pada fase bibit jahe banyak sekali membentuk akar, ternyata akar-akar ini dipersiapkan untuk menyerap nutrisi yang banyak pada saat fase pertumbuhan dan perkembangan rimpang.
Ketika percabangan rimpang sudah banyak, fase berikutnya adalah perkembangan dan pembesaran rimpang. Rimpang adalah batang jahe yang ada di dalam tanah. Rimpang juga sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan jahe untuk calon anak-anaknya kelak. Fase ini tanaman jahe sangat membutuhkan banyak sekali asupan nutrisi, serapan haranya sangat cepat dan buanyak sekali. Kalau media tanam kurang makanan, jahenya akan jadi kecil-kecil. Begitu juga kalau komposisi makanannya tidak tepat, kemungkinan jahe tidak akan masuk fase pembesaran rimpang tetapi terus berada pada fase pertumbuhan saja. Anakan tumbuh terus, daun tumbuh terus, tetapi rimpangnya tetap keci.
Fase ini adalah fase-fase yang perlu mendapat perhatian dari petani jahe. Harus dijaga bener, terutama asupan haranya. Jangan sampai salah apalagi kurang makanan. Jangan sampai menyesal nantinya. (Sumber: Isroi.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar